18.4.08

Tentang Dua Huruf #1

DC

Dia bukan yang tersulit, tapi tulisanku tentang dia perlu dipertanyakan objektivitasnya. Berpetualang bersama ratusan tahun (dengan arah berlainan) membuatku sedikit gagap mendeskripsikan lapisan demi lapisan pembungkus tubuh kurusnya. Maklum, seterang apapun warna, akhirnya kan belel termakan usia. Semoga aku tidak terlalu melambung dari koordinat yang seharusnya.

Bicara masalah lapisan, sebenarnya ada bagian dari dia yang aku anggap paling sulit dikupas; otak. Hingga hari ini, aku tidak pernah berhasil menemukan lapisan terluar, apalagi terdalam. Tiap mencoba menyelam, aku terus-menerus tersesat di tengah labirin yang ukurannya senantiasa berubah. Aku sangat yakin dia sendiri menyadari hal itu, bahkan tahu bahwa nyamuk (bukan nama asli-red) sekalipun mampu melihat dinamika yang terjadi 5.1 menit sekali itu. Dalam hal ini, nyamuk bisa jadi beruntung, karena tidak perlu merasa terjebak. Atau sebaliknya? Karena otomatis, nyamuk juga tidak bisa menikmati gejolak adrenalin mirip saat berarung jeram. Bedanya, ini gratisan. Kasian deh nyamuk.

Kembali ke koordinat semua, aku rasa dinamika otaknya ini juga yang menyebabkan lapisan-lapisan itu sering bersinggungan, dan sesekali tabrakan. Suatu hari ratusan tahun lalu, pernah ada tabrakan hebat hingga memakan korban nyawa. Di suatu sudut bagian kanan otaknya ada nisan besar sekali, bertuliskan:

R.I.P
"Seni"

Posted by Lia @ 9:04 PM :: (0) comments