11.7.06

Negeri Kulit

Dia tertawa-tawa sambil sesekali melempariku kacang, begitu tenang. Malam itu negeri kami geger setelah aku mengumumkan tentang keputusan Fre operasi warna kulit. Hanya sedikit orang di negeri kami yang berkulit seperti Fre, abu-abu muda metalik. Aku dan keluargaku, seperti kebanyakan orang di negeri ini berkulit kuning terang.

Fre sempat sebal melihat kulit kami, katanya jijik. Lagipula sangat umum, tidak tampil beda, tidak menonjol sama sekali. Belum lagi, orang berwarna kulit kuning terang banyak yang bodoh dan hobi adu jotos, Fre menganggap mereka kampungan dari ubun-ubun sampai jempol kaki. Tentang yang terakhir ini, ya aku setuju.

Kebencian Fre tentu tidak sendiri. Kulit kuning juga memandang Fre dan teman-temannya sebagai orang aneh yang perlu diwaspadai. Menjadi kaum minoritas membuat mereka melakukan segala hal dengan perlahan dan diam-diam. Menurut Fre, untuk memberikan uluran tangan pada yang jatuh saja, mereka harus sembunyi-sembunyi, alih-alih dipuji, mereka malah dituduh bakal menculik si jatuh.

Kalau mau jujur, aku sebenarnya sama-sama tidak suka pada keduanya. Abu-abu ataupun kuning sama-sama sering membuatku muak. Tapi gara-gara warna kulitku kuning, sama dengan mereka kebanyakan, mau tidak mau aku juga menanggung resiko dipandang begitu rupa oleh kulit abu-abu, dan diaggap saudara sedarah oleh kulit kuning.

Aku tidak habis pikir, sejak kapan kulit kuning dan abu-abu saling membenci. Aku tidak percaya Tuhan yang mengatur ini semua, sebab ketegangan diantara perbedaan ini seringkali membuahkan darah. Aku tidak percaya Tuhan senang melihat darah. Tapi kenyataan tentang kulit kami mungkin memang diatur oleh Tuhan, sebab aku memandang ini sebagai hal yang pelik, cuma Tuhan yang tidak akan malas membahasnya. Bagaimana tidak, kami yang berkulit kuning misalnya, dibangun dari organ tubuh yang masing-masing orang berbeda ukuran, berbeda bentuk dan berbeda warna. Hanya jantung saja yang semua warnanya seragam, sama dengan warna kulit kami: kuning terang. Menurut teman lamaku di negeri seberang, warna-warna dalam organ itu tadinya tidak ada, semua putih. Lalu orang-orang mulai makan ini-itu, minum bermacam air dan berpikir tentang banyak hal. Inilah yang membuat organ mereka berwarna-warni dan setiap orang beda-beda. Lain dengan jantung yang menurut dia sejak orang lahir warnanya memang sudah begitu. Bagiku masuk akal, jadi kupilih untuk percaya saja.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika mereka tahu bahwa jantungku lain, tidak kuning, melainkan ungu menyala, mirip kantong belanja ibu warung sebelah. Cuma Fre yang tahu. Dulu dia juga tidak percaya, karena terlalu lama dia yakin bahwa kulit kuning pastilah berjantung kuning. Aku bilang padanya bahwa aku tidak normal. Segerombol malaikat yang pertama kali memberitahuku tentang hal ini, lalu segerombol setan.

Dan suatu malam, saat semua orang tidur lelap, aku membedah diri, membuka dadaku hingga ke tengah perut. Nyeri bukan main, tapi tidak sia-sia. Aku tidak lagi penasaran tentang kebenaran tuduhan segerombol malaikat dan setan itu. Benar, jantungku ungu terang. Bertahun-tahun setelah itu, Fre kubiarkan membelah lagi bekas luka bedah itu, agar dia percaya.

Dua tahun kemudian, Fre tiba-tiba meracau, "Aku rasa aku juga tidak normal, aku mau dibedah juga, mimpi-mimpi itu menggangguku, mereka bilang jantungku tidak normal," Aku mengernyitkan dahi. Orang kulit abu-abu seperti dia mestinya berjantung hijau. "Ah, itu hanya karena kau pernah meliahat jantungku, dan itu mengerikan bagimu barangkali, jadi terbawa mimpi terus," hiburku. Fre tidak termakan, makin hari, dia kian yakin tentang hal ini, dia mau membedah diri.

Sabtu malam, Fre menghilang, dia bilang itulah saatnya. Minggu pagi dia datang ke rumahku sambil menyeringai seperti bingung bercampur senang, "Iya benar, aku juga tidak normal, jantungku berwarna biru," Aku terhenyak di kursi rotan, jantungku berdegup kencang.

to be continued, capek nulisnya.

Posted by Lia @ 11:17 AM

Read or Post a Comment

Keren, Bu. Asli! Surealis simbolis. A kind of food I like the most. Kayaknya saya bakal sering mampir ke sini deh daripada ke matabicara hehe..

Posted by Blogger suss @ 8:21 PM #
 

yaelah...bersambung

Posted by Blogger T A T A R I @ 9:27 AM #
 
<< Home