1.7.06

Malam Ramah Tamah

Jerman menang, kemenangan yang melelahkan. Namun orang satu cafe tiba-tiba saja merasa saling kenal, berteriak dan bernyanyi bersama, tanpa komando.
***

Jika saya bilang "gue pulang sendiri," saya tidak bercanda. Teman-teman saya tahu itu dan akan membiarkan saya sendiri, tidak peduli jam berapapun. Tapi tadi, mereka menemani saya sampai saya dapat bajaj, plus wanti-wanti titip saya ke tukang bajaj.
***

Hanya satu tukang bajaj yang hobi berceloteh pada saya, dia langganan kosan, tentu saja tiap hari kami bertemu. Tadi, pengemudi bajaj yang katanya teman lama bapaknya Miranda Gultom itu, tentu bukan si langganan. Saya lupa bagaimana pembukaannya, tapi dia bercerita tentang hidupnya pada saya, dengan tambahan, "Mbak orangnya bijak, biasanya penumpang tidak mau saya ajak ngobrol."
***

Jarak jalan raya ke kos sekitar 400m, saya jalan sendiri. Saya suka jalan malam begini, banyak pemandangan mengasyikan. Motor berhenti, laki-laki pengemudinya masih sangat muda, membawa tas laptop di punggungnya, "Kakak jauh tidak rumahnya? ikut saya sekalian?" Saya menolak halus. Semenit kemudian, motor lain berhenti. Pak polisi berseragam lengkap. "Naik dik, saya antar sampai rumah, sekalian lewat, mau ambil spanduk." Saya sampai di kos lebih cepat.
***

Malam ini ramah pada saya ya...

Jakarta, dini hari.

Posted by Lia @ 1:41 AM